Cagar Budaya Kota Padangsidimpuan
“ Cagar Budaya dan Sejarah sebagai simbol jati diri “
Padangsidimpuan adalah sebuah daerah yang dahulu adalah bagian dari Kabupaten Tapanuli Selatan yang dikenal dengan Kota Salak dan dijuluki juga sebagai Bumi Dalihan Natolu sebagai simbol kuatnya adat dan budaya di kota ini. Menteri Dalam Negeri yang saat itu dijabat Hari Sabarno meresmikan Pemerintah Kota Padangsidimpuan pada tanggal 17 oktober 2001 di Jakarta yang mana sebelumnya Padangsidimpuan ditetapkan sebagai daerah otonom berdasarkan Undang-undang nomor 4 tahun 2001.
Nama Kota Padangsidimpuan ini berasal dari “ Padang na dimpu ” yang berarti Hamparan padang rumput yang luas ditempat yang tinggi yang mana daerah ini dahulu adalah merupakan tempat persinggahan para pedagang dari berbagai daerah. Dan seiring perjalanan waktu tempat persinggahan ini semakin ramai dan kemudian menjadi kota. Kota yang dibangun pertama kali sebagai benteng pada tahun 1821 oleh pasukan paderi yang dipimpin oleh Tuanku Lelo dan singkat cerita sampai pada masa zaman penjajahan Belanda kota ini dijadikan sebagai pusat pemerintahan colonial didaerah tapanuli. Banyak bukti-bukti sejarah berupa fhoto yang masih tersimpan disebuah museum di Kota Leiden Belanda.
Dari sekelumit sejarah diatas tentunya banyak peninggalan sejarah yang dijadikan sebagai cagar budaya dan sejarah yang menguatkan bahwa benar Kota Padangsidimpuan adalah Kota yang sarat dengan Budaya dan Sejarah sesuai dengan julukan Bumi Dalihan Natolu dan dibuktikan dengan adanya Cagar Budaya dan Sejarah sebagai simbol jati diri Kota Padangsidimpuan dan telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Padangsidimpuan melalui Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padangsidimpuan Tahun 2013-2014 Pasal 30 Ayat 1 , antara lain Masjid Syech Zainal Abidin, Masjid Raya Al-Abror, Pos Polisi dan Pajak Batu, Tugu Perjuangan Siborang, Rumah Dinas Walikota, Bagas Godang Pijorkoling, Bagas Godang Batu Nadua, Bagas Godang Hutaimbaru dan Bagas Godang Losung Batu, meskipun sebenarnya masih ada peninggalan-peninggalan sejarah lainnya yang ada di Padangsidimpuan baik yang hanya sisa-sisa dan bangunan yang tinggal puing-puing antara lain sisa-sisa Benteng Tentara Paderi yang membentang dari Batang ayumi sampai Aek Sibontar yang kesemuanya ini sebagi simbol jati diri Kota Padangsidimpuan. Tentunya untuk kelestariannya adalah tugas dan tanggung jawab kita bersama agar tetap menjadi kebanggan sampai keanak cucu kita dikemudian hari.
Penulis : Rony Saputra Siregar
Staf Bidang Kebudayaan
Terimakasih infonya, sangat membantu informasi yang diberikan
Amiin. mudah2han kami akan terus berinovasi untuk membarikan layanan informasi yang bermanfaat.mohon doa dan dukungannya